Bentuk-bentuk partisipasi politik
Disusun
oleh :
1)Ani Nurfaizah(03)
2)April Lili Ningsih(04)
3)Isrotun Hanifah(16)
4)Nathania Ramadhanty N.(22)
5)Vitta Oktavina Abdillah(33)
6)Welda Nurhasanah(34)
Kelas
: XI IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MAJENANG
Alamat : Jl.Pahonjean Telp.(0280)
621212 Majenang 53257
Agustus
2016
KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun agar penulis dan
pembaca dapat mengetahui makna Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat dan
apa saja yang ada di dalamnya,yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari internet.Tugas
ini disusun oleh penyusun dengan cermat.Namun dengan penuh kesabaran,ketekunan
dan niat yang kuat dari penulis akhirnya tugas ini dapat diselesaikan..
Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan tugas ini masih banyak kekurangan baik materi maupun cara
penulisannya.Namun demikian,penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh
karenanya,penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukkan,saran dan usul untuk penyempurnaan tugas ini.Semoga dengan selesainya
tugas ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman.Amiiin….
Majenang,02
September 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
I.
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………2
II.
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….3
III.
BENTUK-BENTUK
PARTISIPASI POLITIK……………………………….………………………………………………………………...4
IV.
PERTANYAAN…………………………………………………………………………………………5
V.
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………….6
Menurut Samuel P. Huntington dan
Joan Nelson membagi bentuk-bentuk partisipasi politik menjadi :
1. Kegiatan Pemilihan – yaitu kegiatan pemberian suara dalam pemilihan umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain yang berusaha mempengaruhi hasil pemilu.
1. Kegiatan Pemilihan – yaitu kegiatan pemberian suara dalam pemilihan umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain yang berusaha mempengaruhi hasil pemilu.
2. Lobby – yaitu upaya perorangan atau
kelompok menghubungi pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi hasil pemilu.
3. Kegiatan Organisasi – yaitu partisipasi individu ke dalam organisasi, baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi keputusan oleh pemerintah.
4. Contacting – yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi keputusan mereka.
3. Kegiatan Organisasi – yaitu partisipasi individu ke dalam organisasi, baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi keputusan oleh pemerintah.
4. Contacting – yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi keputusan mereka.
5. Tindakan Kekerasan (violence)
– yaitu tindakan individu atau kelompok guna mempengaruhi keputusan pemerintah
dengan cara menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, termasuk di
sini adalah huru-hara, teror, kudeta, pembunuhan politik (assassination), revolusi dan pemberontakan.
Selain
itu tokoh lain pun Thomas M. Magstadt menyebutkan bentuk-bentuk
partisipasi politik dapat meliputi :
1. Opini publik yang kuat dapat saja mendorong para legislator ataupun eksekutif politik mengubah pandangan mereka atas suatu isu.
2. Polling adalah upaya pengukuran opini publik dan juga memengaruhinya. Melalui polling inilah, partisipasi politik (menurut Magstadt) warga negara menemui manifestasinya. Di dalam polling, terdapat aneka konsep yang menjadi bagian di dalam dirinya yaitu:
1. Opini publik yang kuat dapat saja mendorong para legislator ataupun eksekutif politik mengubah pandangan mereka atas suatu isu.
2. Polling adalah upaya pengukuran opini publik dan juga memengaruhinya. Melalui polling inilah, partisipasi politik (menurut Magstadt) warga negara menemui manifestasinya. Di dalam polling, terdapat aneka konsep yang menjadi bagian di dalam dirinya yaitu:
- Straw polls adalah survey yang tidak ilmiah karena bersifat sederhana, murah dan amat terbuka untuk penyalahgunaan dan manipulasi.
- Random sampling adalah metode polling yang melibatkan canvassing atas populasi secara acak. Lawan dari random sampling adalah stratified sampling. Dalam teknik ini, disarankan jumlah minimal untuk suatu polling adalah 1500 orang apabila populasi yang diambil pendapatnya adalah besar.
- Exit
polling adalah yang memungkinkan jaringan
televisi memprediksi pemenang suatu pemilihan umum segera setelah pemungutan
suara usai. Teknik yang dilakukan adalah menyurvei pemberi suara di tps-tps
tertentu.
- Tracking polls adalah polling yang dilakukan atas responden yang sama dalam suatu periode kampanye. Tujuannya mengidentifikasi peralihan sentimen pemilih atas suatu calon, partai, ataupun isu. Tujuan dari polling ini adalah memperbaiki kinerja kampanye calon, kampanye parpol, bahkan kinerja pemerintah.
- Tracking polls adalah polling yang dilakukan atas responden yang sama dalam suatu periode kampanye. Tujuannya mengidentifikasi peralihan sentimen pemilih atas suatu calon, partai, ataupun isu. Tujuan dari polling ini adalah memperbaiki kinerja kampanye calon, kampanye parpol, bahkan kinerja pemerintah.
3.
Pemilihan umum (pemilu) erat
hubungannya dengan polling. Pemilu hakikatnya adalah polling “paling
lengkap” karena menggunakan seluruh warga negara benar-benar punya hak pilih
(tidak seperti polling yang menggunakan sampel).
4. Demokrasi Langsung adalah suatu situasi dimana pemilih (konstituen) sekaligus menjadi legislator. Demokrasi langsung terdiri atas:
Plebisit adalah pengambilan suara oleh seluruh komunitas atas kebijakan publik dalam masalah tertentu. Misalnya, dalam kasus kenaikan harga BBM ketika parlemen mengalami deadlock dengan eksekutif, diambilah plebisit apakah naik atau tidak.
4. Demokrasi Langsung adalah suatu situasi dimana pemilih (konstituen) sekaligus menjadi legislator. Demokrasi langsung terdiri atas:
Plebisit adalah pengambilan suara oleh seluruh komunitas atas kebijakan publik dalam masalah tertentu. Misalnya, dalam kasus kenaikan harga BBM ketika parlemen mengalami deadlock dengan eksekutif, diambilah plebisit apakah naik atau tidak.
Referendum adalah
pemberian suara dengan mana warga negara dapat memutuskan suatu undang-undang.
Misalnya, apakah undang-undang otonomi daerah perlu direvisi ataukah tidak, dan
parlemen mengalami deadlock, dilakukan referendum.
5.
Dimensi Subyektif Individu adalah
serangkaian faktor psikologis yang berpengaruh terhadap keputusan seseorang
untuk terlibat dalam partisipasi politik. Faktor-faktor ini cukup banyak, yang
untuk kepentingan tulisan ini hanya akan diajukan 2 jenis saja yaitu :
a. Political Dissafection adalah istilah yang mengacu pada perilaku dan perasaan negatif individu atau kelompok terhadap suatu sistem politik.
b. Political Efficacy adalah istilah yang mengacu kepada perasaan bahwa tindakan politik (partisipasi politik) seseorang dapat memiliki dampak terhadap proses-proses politik.
a. Political Dissafection adalah istilah yang mengacu pada perilaku dan perasaan negatif individu atau kelompok terhadap suatu sistem politik.
b. Political Efficacy adalah istilah yang mengacu kepada perasaan bahwa tindakan politik (partisipasi politik) seseorang dapat memiliki dampak terhadap proses-proses politik.
·
BENTUK-BENTUK PARTISIPASI
MENURUT GABRIEL ALMOND
a.
Bentuk konvensional antara lain :
1. Dengan pemberian suara (voting)
2. Dengan diskusi kelompok
3. Dengan kegiatan kampanye
4. Dengan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
5. Dengan komunikasi individual dengan pejabat
politik/administrative
6. Dengan pengajuan petisi
b. Bentuk nonkonvensional
1. Dengan berdemonstrasi
2. Dengan konfrontasi
3. Dengan pemogokan
4. Tindakan kekrasan politik terhadap terhadap harta benda
,perusakan,pemboman Dn pembakaran
5. Tindak kekerasan politik manusia penculikkan /pembunuhan
6.
Dengan perang
gerilya/revolusi.
Bentuk-bentuk partiisipasi politik menurut
Ramlan Surbakti
a. Partisipasi Aktif
Yaitu kegiatan warga Negara dalam ikut serta menentukan
kebijakan dan pemilihan pejabat pemerintahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara demi kepentingan bersama. Bentuk partisipasi aktif antara lain
mengajukkan usulan tentang suatu kebijakan,mengajukkan saran dan kritik tentang
suatu kebijakan tertentu,dan ikut partai politik.
b.
Partisipasi pasif
Partisipasi pasif yaitu kegiatan warga
Negara yang mendukung jalannya pemerintahan Negara dalam rangka menciptakan
kehidupan Negara yang sesuai tujuan. Bentuk partisipasi pasif antara lain
menaati peraturan yang berlaku dan melaksanakan kebijakan pemerintahan
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud canvassing dalam pengertian Random
Sampling?(Fitria Norma Aula Zahro)
2. Apa yang dimaksud dengan deadlock dalam kasus kenaikan harga
BBM ?(Winda Shabrina)
3. Apa yang dimaksud assassination dalam tindakan
kekerasan?(M.David Hilmawan)
Jawaban
1. Random Sampling yaitu
melibatkan pengumpulan atas populasi secara acak.
2. Deadlock yaitu keadaan
dimana sudah tidak dapat diambil keputusan sehingga tidak dapat melakukan
referendum.(referendum : pemungutan suara terhadap rakyat dengan harus memenuhi
persyarata yang ada)
3. Assassination yaitu
pembunuhan politik,maksudnyapartai politik yang satu dengan yang lain nya
saling berusaha menjatuhkan namanya. Sehingga partai politik tersebut tidak ada
yang mengikuti/memilih.
Kesimpulan :
Bertolak dari keseluruhan
pembahasan di atas dicoba menarik beberapa pelajaran yang berkaitan dengan
partisipasi politik di Indonesia. Pada dasarnya partisipasi politik merupakan
kehendak sukarela masyarakat baik individu maupun kelompok dalam mewujudkan
kepentingan umum. Dalam hal ini setiap sikap dan perilaku politik individu
seyogyanya mendasari pada kehendak hati nurani secara suka rela dalam konteks
kehidupan politik.
Partisipasi politik amat berpengaruh
dalam kontes dinamika perpolitikan di suatu masyarakat. Sebab dengan
partisipasi politik dari setiap individu maupun kelompok masyarakat maka
niscaya terwujud segala yang menyangkut kebutuhan warga masyarakat secara
universal. Sehingga demikian, keikutsertaan individu dalam masyarakat merupakan
faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kepentingan umum. Dan paling
ditekankan dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan
politik yang ada. Dalam arti lain setiap individu harus menyadari peranan
mereka dalam mendirikan kontribusi sebagai insan politik. Dalam hal ini peranan
meliputi pemberian suara, kegiatan menghadiri kampanye serta aksi demonstrasi.
Namun kegiatan-kegiatan sudah
barang tentu harus dibarengi rasa sukarela sebagai kehendak spontanitas
individu maupun kelompok masyarakat dalam partisipasi politik tanpa adanya
intimidasi dari pihak lain. Dengan kegiatan-kegiatan politik ini pula,
intensitas daripada tingkat partisipasi politik warga masyarakat dapat
termanifestasi maksudnya terwujud dengan kata lain perwujudan atau bentuk dari
sesuatu yang tidak kelihatan. Karena ini bisa dijadikan sebagai parameter dalam
mengetahui tingkat kesadaran partisipasi politik warga masyarakat di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar